Friday 26 November 2010

Sesal yang Tak Berujung

Rahmad di Bandung (Kisah Nyata Nurani)

Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Pembaca nurani yang InsyaAllah dirahmati Allah

Kali ini aku ingin berbagi cerita kehidupanku yang semoga bisa diambil ibrah dari kisah hidupku ini.
Namaku Rahmad, aku besar dan tinggal di Bandung. Kehidupanku sangat
bahagia bersama kedua orangtuaku dan adik perempuanku satu-satunya. Tapi.. Kebahagiaan itu pun
sirna di tahun kedua aku duduk di sekolah menengah Pertama. Kejadian berawal ketika aku pingsan
setelah pelajaran olahraga di sekolah. Dan karena kejadian itu aku dan keluargaku tahu aku mengalami
kelainan jantung. Kelainan jantung yang telah kuderita dari kecil.

Setelah kejadian itu perhatian kedua orangtuaku tertuju padaku. Tapi entah kenapa aku merasa
tidak nyaman dengan semuanya dan itu membuatku memberontak. Yah aku selalu mencari cara agar
mereka membenciku. Puncaknya ketika lulus SMA aku memutuskan untuk keluar dari rumah dan
merantau ke Jakarta meninggalkan mereka semua.


Pembaca nurani yang InsyaAllah dirahmati Allah

Aku yang sakit-sakitan membuat aku sulit mencari kerja untuk menghidupi diriku sendiri di
Jakarta. Meminta ke orangtuapun tidak akan kulakukan karena aku sudah janji untuk tidak akan
meminta-minta lagi kepada mereka. HIngga akhirnya ada seorang kawan yang menawarkan ku untuk
mengikuti ajang pemilihan Cover majalah A….. dan karena tidak ada pilihan lain kuterima tawaran itu,
dan aku terpilih menjadi juara harapan 1 ketika itu. Setelah itu begitu banyak tawaran yang
menghampiriku, dari menjadi bintang iklan sampai tawaran bermain FTV pun bermunculan.
Setelah itu, Kehidupan ekonomiku yang semakin baik membuatku ingin untuk melanjutkan
kuliah dan membuktikan kepada orangtuaku bahwa aku bisa menjadi sukses tanpa adanya dukungan
dari mereka. Akupun melanjutkan kuliah di salah satu universitas di Jakarta. Dan di tempat inilah hidayah
itu muncul. Di universitas inilah aku mengenal Kang Saiful (orang yang menuntunku menjadi seperti
sekarang), dia salah seorang senior yang cukup disegani di kampus. Bukan karena kekuatannya dia
disegani tapi karena kecerdasan dan keramahannya. Keramahannya itu yang membuatku tidak malu
untuk bertanya tentang mata kuliah yang td kumengerti di kampus dan tdk jarang dia ikut mengerjakan
tugasku. Hingga suatu hari dia mengajakku ke acara yang diadakan organisasi islam yang dipimpin
olehnya waktu itu. karena sering membantuku akupun mengikuti kegiatannya sebagai rasa trima kasihku
hanya dengan alasan itu. Tapi ternyata dari situlah muncul ketertarikanku untuk mengenal islam lebih jauh. Dua bulan aku intens mengikuti kegiatan islami yang diadakan oleh kang Zaenal membuat kami lebih sering berdiskusi tentang agama dan itu menjadi topic yang sangat menarik buatku tiap harinya. Setelah itu sedikit demi sedikit aku berusaha meninggalkan dunia entertain yang menghidupiku selama ini. Untuk membiayai
hidupku selanjutnya AKu bekerja sebagai koki di salah satu rumah makan di Jakarta, Alhamdulillah Allah
memberikan keahlian memasak walau awalnya hanya dari coba2.

Penampilanku sedikit demi sedikitpun telah berubah. Akupun memutuskan untuk kursus bahasa
Arab kepada salah satu kawan dan ikut program menghapal Al-qur’an. Alhamdulillah perubahanku ini
membuatku sadar atas apa yang kulakukan terhadap keluargaku. Setelah setahun lebih Alhamdulillah
aku bisa kembali berkomunikasi dengan keluargaku walau aku tidak bisa mengikuti keinginan ibu untuk
kembali ke bandung karena amanah dakwah yang kuemban kini.

Setelah lulus kuliah aku mendapat tawaran dari seorang ustadz untuk mendaftar di salah satu
universitas di Arab. Walau sempat ada keraguan tapi Alhamdulillah aku masuk dalam daftar 14 orang
Indonesia yang lulus. Allah
benar-benar memudahkanku menuntut ilmu dien ini.
Kemudahan yang kudapatkan membuatku sadar bahwa Allah
pernah sekalipun keraguan itu muncul.

Setelah kembali ke Indonesia entah ada apa dan karena apa penyakit jantung yang beberapa
tahun ini tdk pernah kusadari keberadaannya kembali mengusikku. Aku berusaha untuk menahan rasa
sakit itu karena sungguh ini sangat mengganggu kerja dakwahku. Penyakit ini terus bertambah parah
hingga aku harus berobat ke Singapura. Berkali-kali koma dan kritis sudah kulalui dan aku anggap inilah
penggugur dosaku..

Dan disinilah awal dimulainya ujian dari Allah

April 2010 ketika aku merasa usiaku sudah cukup.. aku memutuskan untuk mencari pendamping hidup
yang benar2 bisa mendampingiku dan menerima keadaanku yang sakit-sakitan ini. Dan berkat saran
dari salah satu keluarga aku ditawari untuk melamar seorang akhwat dari Makassar yang InsyaAllah bisa
menerima keadaanku apa adanya.

Kemudian Allah kembali memberikan ujiannya ketika proses khitbah akan dilakukan, Allah mengambil
kembali wanita yang paling aku cintai di dunia ini.. IBU.. ketika kebahagiaan itu berusaha kuraih bersama
pendamping hidupku nantinya, ibu harus pergi. Aku benar2 terpukul dengan kematian ibu karena dialah
orang yang selalu mendampingiku selama ini ketika aku sakit.

Tidak sampai di situ ujian ALLAH. Ayah yang terpukul karena kematian ibu, sakit-sakitan setelah itu dan
dua pekan setelah kematian ibu ayahpun meninggal dunia. Allah begitu menyayangi mereka.
Setelah kematian Ayah aku sudah berjanji untuk menjaga adik perempuanku satu-satunya.
Pernikahanpun aku tunda karena aku tidak mau adikku merasa kehilangan kasih sayang dari
keluarganya.Hingga aku mendengar kabar bahwa akhwat yang awalnya akan ku khitbah memutuskan untuk mundur karena tidak adanya kejelasan. Yah memang aku yang salah, setelah mengabarkan akan melamar
kemudian tidak ada kelanjutan karena meninggalnya kedua orangtuaku, Aku terlalu sibuk mengurus
adikku.

Kini 2 bulan setelah kematian orangtuaku,… Adikku, satu-satunya orang yang ingin kujaga setelah
orangtuaku meninggal juga harus pergi untuk selamanya karena kecelakaan dan dia mengalami
geger otak. Yah kini aku benar2 sendiri.. aku tidak perlu lagi melarikan diri hanya untuk menghindar
mereka yang dulunya sempat kutinggalkan karena ego yang besar, karena kini merekalah yang
meninggalkanku,.. Di saat aku benar2 butuh seseorang karena penyakit ini terus kambuh, mereka semua
harus pergi meninggalkanku…

Semoga kita dipertemukan secepatnya di Jannah-NYA.Amin

Mesir, 6 juli 2010

Perjalanan pulang ke bandung untuk mengantar kepergian adikku untuk selamanya….

No comments:

Post a Comment

;